ARYO SETO
Aryo Seto, pengelola sekaligus Mixing Mastering Engineer ArtSound Studio Kelapa Gading lahir di Bogor dari pasangan pengamat seni rupa Agus Dermawan T. dan Iliana Lie. Ketika masih berusia 7 tahun, Aryo berkenalan pertama kalinya dengan dunia elektronika, diawali dengan pendidikan elektro untuk anak-anak dari Majalah Bobo. Pada masa itu Majalah Bobo menerbitkan edisi pendidikan khusus dimana anak-anak dapat mempelajari komponen elektronika dasar seperti resistor, kapasitor, transistor, dll, dan merakitnya menjadi rangkaian elektronik yang berfungsi; sebut saja radio FM, lampu kelap-kelip, alarm pengusir tikus, dan segenap rangkaian elektronika hiburan lain.
Tidak puas dengan pendidikan dari Majalah Bobo tersebut, Aryo melanjutkan pendidikan elektronika otodidaknya ke tingkatan yang lebih tinggi: “Harco Glodok”, dimana dia berguru pada seorang praktisi bernama Bpk. Kim Sia; pemilik toko Sumber Teknik, vendor komponen elektronika arus lemah. Tanpa rasa pamrih, Bpk. Kim Sia telah mendidik Aryo setidaknya selama 10 tahun, dan membekalinya dengan segala pengetahuan penting elektronika. Dengan modal pengetahuannya di bidang itu, Aryo sempat menjadi ‘tukang rakit’ amplifier, surround system, tone controller, juga installer car stereo mobil teman-temannya. Sedangkan di sekolah, Aryo kerap kali kebagian pekerjaan menjadi “sound-man” ketika ada pentas kesenian. Perjalanan hidup masa remaja Aryo tidak pernah jauh dari solder dan urusan bunyi-buyian.
Selepas masa pendidikannya dari SMU Don Bosco I Kelapa Gading, Aryo dengan dukungan penuh kedua orang tuanya memutuskan untuk melanjutkan pendidikan audio ke institusi formal. Walaupun sebelumnya telah diterima di Universitas Bisnis IBII (saat ini bernama Kwik Kian Gie School of Business), namun ketertarikan Aryo di bidang tata suara membulatkan keputusannya untuk tidak mengambil mata kuliah mainstream seperti ekonomi dan manajemen tersebut.
Aryo melanjutkan pendidikan ke RMIT / Royal Melbourne Institute of Technology Melbourne, mengambil jurusan “Sound Production”. Setelah selesai kuliah di salah satu kampus terbesar di Australia itu, Aryo melanjutkan studinya ke SAE / School of Audio Engineering Melbourne, mengambil program “Audio Engineering”, dimana di kampus ini Aryo mendapatkan pendidikan teori audio lebih dalam, dan dilengkapi dengan kegiatan praktek recording dunia nyata dalam studio setiap harinya. Setelah selesai di SAE, Aryo kembali melanjutkan program pendidikannya di Southern Cross University Lismore, yang juga merupakan afiliasi dari SAE. Disini Aryo mengenyam pendidikan sarjana (Bachelor of Art) di bidang “Contemporary Music Recording”. Setelah selesai belajar di negari Kangguru, Aryo juga menyempatkan diri untuk mengambil program “Diploma in Audio Engineering” dari LPDK (Lembaga Pendidikan David Klein), yang dulu berlokasi di Studio 21 Pluit.
Audio bukanlah satu-satunya hobby Aryo. Dunia jurnalistik pun pernah digeluti. Bermodalkan pengalaman berwisata ke Jepang, Korea, Singapore, Malaysia, Canada, Amerika, Eropa, China, Australia, New Zealand, puluhan artikel perjalanan wisata telah ditulis Aryo dan dimuat di media seperti Majalah Hai, Majalah Mode, Koran Suara Pembaruan, Koran Suara Bangsa, dan Majalah Bobo ketika ia masih SD. Kegigihan Aryo dalam bidang jurnalistik ini pula yang membuatnya terpilih menjadi ketua redaksi Majalah Aksi (majalah siswa-siswi SMUnya saat itu). Pada tahun 1994, Aryo menjadi Juara I dalam lomba penulisan wisata Majalah Mode.
Saat ini Aryo berwiraswasta di ArtSound Studio Kelapa Gading. Dalam perjalanan karir profesionalnya, Aryo telah banyak menangani project dari Addie MS, baik itu untuk konser Twilite Orchestra seperti "Konser Kemerdekaan", "The Beatles", "Simfoni Negeriku", "A Tribute to John Williams", "Bhinneka Tunggal Ika", "Persembahanku", "Across Generations", "Cantabile 1", "Cantabile 2", maupun dalam produksi audio Twilite Orchestra non-konser, diantaranya adalah untuk Summarecon, BCA, Kalbe Farma, Auto2000, Metland, Alam Sutera, Suvarna Sutera, Garuda Indonesia / Sounds of Indonesia 1-2-3, Tana Tidung, Agung Podomoro Land, album Lief Java Memes, Procold, Kaltara, Amidis, dll...
Aryo Seto, pengelola sekaligus Mixing Mastering Engineer ArtSound Studio Kelapa Gading lahir di Bogor dari pasangan pengamat seni rupa Agus Dermawan T. dan Iliana Lie. Ketika masih berusia 7 tahun, Aryo berkenalan pertama kalinya dengan dunia elektronika, diawali dengan pendidikan elektro untuk anak-anak dari Majalah Bobo. Pada masa itu Majalah Bobo menerbitkan edisi pendidikan khusus dimana anak-anak dapat mempelajari komponen elektronika dasar seperti resistor, kapasitor, transistor, dll, dan merakitnya menjadi rangkaian elektronik yang berfungsi; sebut saja radio FM, lampu kelap-kelip, alarm pengusir tikus, dan segenap rangkaian elektronika hiburan lain.
Tidak puas dengan pendidikan dari Majalah Bobo tersebut, Aryo melanjutkan pendidikan elektronika otodidaknya ke tingkatan yang lebih tinggi: “Harco Glodok”, dimana dia berguru pada seorang praktisi bernama Bpk. Kim Sia; pemilik toko Sumber Teknik, vendor komponen elektronika arus lemah. Tanpa rasa pamrih, Bpk. Kim Sia telah mendidik Aryo setidaknya selama 10 tahun, dan membekalinya dengan segala pengetahuan penting elektronika. Dengan modal pengetahuannya di bidang itu, Aryo sempat menjadi ‘tukang rakit’ amplifier, surround system, tone controller, juga installer car stereo mobil teman-temannya. Sedangkan di sekolah, Aryo kerap kali kebagian pekerjaan menjadi “sound-man” ketika ada pentas kesenian. Perjalanan hidup masa remaja Aryo tidak pernah jauh dari solder dan urusan bunyi-buyian.
Selepas masa pendidikannya dari SMU Don Bosco I Kelapa Gading, Aryo dengan dukungan penuh kedua orang tuanya memutuskan untuk melanjutkan pendidikan audio ke institusi formal. Walaupun sebelumnya telah diterima di Universitas Bisnis IBII (saat ini bernama Kwik Kian Gie School of Business), namun ketertarikan Aryo di bidang tata suara membulatkan keputusannya untuk tidak mengambil mata kuliah mainstream seperti ekonomi dan manajemen tersebut.
Aryo melanjutkan pendidikan ke RMIT / Royal Melbourne Institute of Technology Melbourne, mengambil jurusan “Sound Production”. Setelah selesai kuliah di salah satu kampus terbesar di Australia itu, Aryo melanjutkan studinya ke SAE / School of Audio Engineering Melbourne, mengambil program “Audio Engineering”, dimana di kampus ini Aryo mendapatkan pendidikan teori audio lebih dalam, dan dilengkapi dengan kegiatan praktek recording dunia nyata dalam studio setiap harinya. Setelah selesai di SAE, Aryo kembali melanjutkan program pendidikannya di Southern Cross University Lismore, yang juga merupakan afiliasi dari SAE. Disini Aryo mengenyam pendidikan sarjana (Bachelor of Art) di bidang “Contemporary Music Recording”. Setelah selesai belajar di negari Kangguru, Aryo juga menyempatkan diri untuk mengambil program “Diploma in Audio Engineering” dari LPDK (Lembaga Pendidikan David Klein), yang dulu berlokasi di Studio 21 Pluit.
Audio bukanlah satu-satunya hobby Aryo. Dunia jurnalistik pun pernah digeluti. Bermodalkan pengalaman berwisata ke Jepang, Korea, Singapore, Malaysia, Canada, Amerika, Eropa, China, Australia, New Zealand, puluhan artikel perjalanan wisata telah ditulis Aryo dan dimuat di media seperti Majalah Hai, Majalah Mode, Koran Suara Pembaruan, Koran Suara Bangsa, dan Majalah Bobo ketika ia masih SD. Kegigihan Aryo dalam bidang jurnalistik ini pula yang membuatnya terpilih menjadi ketua redaksi Majalah Aksi (majalah siswa-siswi SMUnya saat itu). Pada tahun 1994, Aryo menjadi Juara I dalam lomba penulisan wisata Majalah Mode.
Saat ini Aryo berwiraswasta di ArtSound Studio Kelapa Gading. Dalam perjalanan karir profesionalnya, Aryo telah banyak menangani project dari Addie MS, baik itu untuk konser Twilite Orchestra seperti "Konser Kemerdekaan", "The Beatles", "Simfoni Negeriku", "A Tribute to John Williams", "Bhinneka Tunggal Ika", "Persembahanku", "Across Generations", "Cantabile 1", "Cantabile 2", maupun dalam produksi audio Twilite Orchestra non-konser, diantaranya adalah untuk Summarecon, BCA, Kalbe Farma, Auto2000, Metland, Alam Sutera, Suvarna Sutera, Garuda Indonesia / Sounds of Indonesia 1-2-3, Tana Tidung, Agung Podomoro Land, album Lief Java Memes, Procold, Kaltara, Amidis, dll...
ArtSound Studio Jakarta
Jl. Kelapa Lilin I Blok NG3 No.1 | Kelapa Gading Permai | Jakarta Utara 14250 | Indonesia |
WhatsApp Chat: 0818 724 420 |
Instagram: artsound_studio_jkt | Email: [email protected] |